Golonganini adalah golongan muttaqin, yaitu: golongan orang-orang yang bertaqwa kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman di dalam QS. Ath-Thalaq ayat 2-3. وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا. "Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan mengadakan baginya jalan keluar ". KhutbahJumat: Ciri-ciri Orang yang Dicintai Allah: Novi Amanah Jum 12 Muharram 1443, 20- 08- 2021. 1.180. KH Kgs Nawawi Dencik Al Hafizh saat menyampaikan khotbah jumat di Masjid At Thoriq Mardhotillah Palembang. ASSAJIDIN.COM — khutbah pertama. Darifirman Allah di atas dapat kita lihat bahwa diantara ciri atau sifat orang bertaqwa adalah: 1. Rajin melaksanakan qiyamullail atau shalat malam. 2. Memohon ampun (beristighfar) kepada Allah di waktu sahur (di penghujung malam). 3. Suka berbagi dan memberi orang-orang yang membutuhkannya. BacaJuga:Khutbah Jumat: Ramadhan dan Ketakwaan. Ciri keempat orang yang bertakwa adalah selalu sadar bahwa dunia bukan hunian terakhir baginya, dunia bukan tempat tinggal asalnya, dia akan kembali ke kampung halaman asalnya, tempat dimana ayah dan ibu moyangnya sempat tinggal, yakni akhirat. Orang bertakwa akan selalu berfikir masa depan Kinikita memasuki bulan Syawal setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan yang tujuan utamanya adalah membentuk taqwa. Karenanya, khutbah Jumat Bulan Syawal ini mengambil tema 5 Karakter Orang Bertaqwa dan Keutamaannya. Seperti kita hafal dari Surat Al-Baqarah ayat 183, tujuan utama puasa adalah la'allakum tattaqun. Agar kita semua KhutbahJum'at 46, Sifat-sifat Orang Yang Bertaqwa & Menutupi Kesalahan Orang Lain. Khutbah Jumat, 21 Rabius Tsani 1435 H / 21 Februari 2014 M. Sifat-sifat orang yang bertakwa. Khutbah Pertama. qIFd89. اَلْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ وَالْاِحْسَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ، اَلْكَرِيْمِ الَّذِيْ تَأَذَّنَ بِالْمَزِيْدِ لِذَوِي الشُّكْرَانِ. أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ، عَالِمُ الظَّاهِرِ وَمَا انْطَوَى عَلَيْهِ الْجَنَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. صَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Pada momentum penuh berkah ini mari kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah swt atas anugerah nikmat yang tidak bisa kita hitung satu-persatu. Rasa syukur ini harus kita ungkapkan dari mulut kita biqauli Alhamdulillahirabbil alamin’, diteguhkan dalam hati kita, dan diwujudkan dalam tindakan nyata di kehidupan kita. Dengan tiga cara bersyukur ini mudah-mudahan, Allah swt akan selalu melanggengkan sekaligus menambah nikmat-nikmat kita. Selain mengingatkan untuk senantiasa bersyukur, khatib juga mengingatkan kepada diri khatib pribadi dan umumnya kepada para jamaah untuk senantiasa meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan menjalankan semua perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Jangan sampai kita menjadi golongan sebaliknya, yakni orang yang meninggalkan perintah-Nya, melakukan larangan-Nya serta tidak merasa berdosa bahkan bangga dan merasa hebat dengan dosa-dosa yang dimilikinya. Naudzubillah min dzalik. Kita harus sadar, sesadar-sadarnya bahwa kita hanya hidup sebentar di dunia dan tidak ada yang perlu disombongkan dan merasa hebat dari orang lain. Allah swt telah mengingatkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 37 وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا Artinya “Janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.” Ayat ini mengingatkan kepada kita agar tidak sombong dan dan menjauhi sikap membangga-banggakan diri serta merasa paling hebat dari orang lain. Terlebih merasa hebat dari sang khalik, Allah swt. Kita diingatkan untuk menyadari kelemahan-kelemahan yang ada pada diri kita, bersikap rendah hati, dan tidak bersikap sombong atau takabur. Sebab, sebagai manusia yang memiliki kemampuan terbatas, kita tidak akan sanggup mencapai sesuatu di luar kemampuan diri kita. Sombong adalah satu dari sifat melampaui kemampuan diri dan juga melampaui sifat-sifat yang Allah swt miliki. Allah melarang kita berjalan di muka bumi dengan sombong. Berjalan dengan sombong di muka bumi bukanlah sikap yang wajar, karena bagaimanapun kerasnya derap kaki yang dihentakkan di atas bumi, tidak akan menembus permukaannya dan bagaimanapun juga tingginya ia mengangkat kepalanya, tidaklah dapat melampaui tinggi gunung. Dari segi ilmu jiwa, orang yang biasa berjalan dengan penuh kesombongan, berarti dalam jiwanya terdapat kelemahan. Ia merasa rendah diri, sehingga untuk menutupi kelemahan dirinya, ia berjalan dengan sombong dan berlagak dengan tujuan menarik perhatian orang lain. Bukan hanya satu firman Allah yang menegaskan dan mengingatkan untuk tidak sombong dan merasa paling hebat sendiri. Dalam ayat lain Allah berfirman وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ Artinya “Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia karena sombong dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” QS Luqman 18 Dalam Tafsir Kemenag RI disebutkan bahwa ayat ini mengingatkan kita untuk mengedepankan akhlak dan budi pekerti yang baik kepada sesama manusia. Akhlak yang baik ini diwujudkan dengan menjauhi keangkuhan dan sombong, membanggakan diri dan memandang rendah orang lain. Di antara tanda-tanda orang angkuh dan sombong adalah saat berjalan dan bertemu dengan orang lain, ia memalingkan mukanya, tidak mau menegur atau tidak memperlihatkan sikap ramah. Ia menunjukkan sikap angkuhnya, seakan-akan ia yang berkuasa dan yang paling terhormat dan terhebat. Padahal, kita diperintahkan untuk mengedepankan kesederhanaan atau sikap yang wajar, berbicara dengan sopan dan lemah lembut, sehingga orang lain merasa dihargai dan dihormati. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Sombong, takabbur, merasa paling hebat dan berkuasa sendiri merupakan sifat yang dapat menghalangi seseorang masuk surga. Dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abdullah bin Mas’ud disebutkan لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ Artinya “Tidak akan masuk surga orang-orang yang dalam hatinya terdapat rasa takabur atau sombong meskipun hanya sekecil biji sawi.” Hal ini sesuai dengan sejarah yang menunjukkan bahwa sikap sombonglah yang menjadikan iblis mendapatkan murka dari Allah karena ia tidak mematuhi perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam. Sifat inilah yang mengeluarkan iblis dari surga. Hal ini termaktub dalam QS Al-Baqarah 34 وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ Artinya “Ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir.” Sombong adalah sikap dan sifat warisan iblis yang harus dihindari oleh manusia. Orang yang sombong seringkali tidak akan pernah mau kalah dan mengalah. Andaikata ada yang mengunggulinya, maka ia pun akan bersikap sinis dan berlomba-lomba untuk melebihi yang lain lagi. Orang yang sombong juga memiliki sifat gampang berbohong dengan mereka-reka cerita dan peristiwa yang tujuannya mengangkat dirinya. Hati orang yang sombong dan merasa paling hebat telah mati dan sulit untuk menerima kebenaran. Secara pelan-pelan sebenarnya ia sedang menjerumuskan dirinya ke jurang kehinaan. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah Jumat kali ini. Semoga kita diberi kekuatan untuk menjauhi sikap dan sifat sombong dan merasa paling hebat sendiri agar kita tidak terjerumus pada jurang kehinaan dan kita bisa terhindar dari siksa api neraka. Amin. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah I السَّلَامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ إِنَّ الحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِدّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيّ الأُمِيّ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدَه فَيَا مَعَاشِرَ المُسْلِمِيْن. أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا تَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا Hadirin Jama`ah Jumat yang dimuliakan Allah swt. Pada satu kesempatan Imam Ali Karramallahuwajhah ditanya tentang ciri ciri orang yang bertakwa itu seperti apa saja. Maka beliau menjawab bahwa ada empat ciri khas orang yang disebut sebagai orang yang bertakwa muttaqin. Pertama adalah, Dia hanya takut kepada Allah swt, tidak kepada selain-Nya. Pada setiap diri manusia Allah titipkan rasa yang berpasangan, sedih dan bahagia, harap dan cemas, juga berani dan ketakutan. Pada dasarnya rasa takut yang ada pada diri manusia akan membuat dia lari dari objek yang dia takuti, akan tetapi rasa takut kepada Allah swt justru akan membuat diri itu semakin dekat dan hanya bergantung kepada Allah swt, segala hal ihwalnya hanya disandarkan kepada-Nya. Rasulullah saw bersabda "Mintalah kepada Allah Meskipun hanya garam meja makan malam. Rasa takut seperti ini akan membuat seseorang merasa nyaman di sisi Allah swt dan tidak tergantung kepada Selain Allah swt". Kedua adalah, cenderung mengamalkan isi Al-Qur’an, baik hukumnya, nilai etikanya, ataupun suka berinteraksi dengan Al-Qur’an itu sendiri. inilah ciri dari orang yang bertakwa menurut Imam Ali bin Abi Thalib. Selalu membaca Al-Qur’an, mendengarkan bacaanya, mentadabburi kandungannya dan berusaha untuk hidup di bawah jalur Al-Qur’an. Sehingga orang yang semakin bertakwa akan terlihat kecenderungannya kepada Al-Qur’an dibandingkan dengan ucapan atau bacaan lainnya. Ciri ketiga adalah, qona’ah atau merasa puas dengan apa yang ada. Orang yang dekat dengan Allah swt, akan selalu takut kepada Allah. Ketika manusia sudah sangat dekat dengan Al-Qur’an dan mengamalkannya, maka ia akan menyadari betul bahwa sebaik baik cara menghadapi hidup ini adalah bersyukur dengan apapun yang Allah berikan, baik suka maupun duka, baik cukup maupun tidak cukup. Sebab bagi orang yang qana'ah maka segala keputusan Allah adalah yang terbaik baginya apapun keadaanya. Sikap qona’ah inilah yang akan membawanya hidup sederhan dan jauh dari sikap memaksakan diri. Ciri keempat orang yang bertakwa adalah selalu sadar bahwa dunia bukan hunian terakhir baginya, dunia bukan tempat tinggal asalnya, dia akan kembali ke kampung halaman asalnya, tempat dimana ayah dan ibu moyangnya sempat tinggal, yakni akhirat. Orang bertakwa akan selalu berfikir masa depan akhiratnya, meskipun dia masih hidup di dunia. Ia akan selalu sibuk dengan akhiratnya meskipun sedang dalam sibuk dengan dunia. Semoga Allah swt menjadikan kita semua, pribadi-pribadi yang baik dalam berkomunikasi, baik sesama manusia apalagi kepada orang tua, guru-guru kita, orang orang yang lebih dewasa dan belia dari kita. Amin ya Rabbal a’alamin بَارَكَ اللهُ لَنَا وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكَرِيْمِ وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْم. Khutbah ke II الحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَر. أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. اللهم صَلِّ وَسَلِّم وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِيّ وآله وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا مَعْشَرَ المُسْلِمِيْنَ. أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَاتّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّم. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَقَالَ إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللهم صَلِّ وَسَلِّم وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِي الأُمِيّ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَارْضَ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المُهْدِيِيْنَ سَادَاتِنَا أَبِي بَكَرْ وَعُمَرْ وَعُثْمان وَعَلِي وَعَلَى بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن وَعَلَيْنَا وعَلَيْهِم وَفِيْهِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَات وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَات الأَحْيَاء مِنْهُم وَالأَمْوَات إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِي الحَاجَاتِ وَمُكَفِّرُ الذُّنُوْبِ وَالسَّيِّئَاتِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهم اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارَا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ الحَمْدُ لِلِه رَبِّ العَالَمِيْن عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ يَذْكُرْكُم وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُم وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر Ustadz Sunarto, Ketua MWCNU Bumi Waras, Bandar Lampung. - Contoh teks khutbah Jumat bulan Syawal kali ini akan membahas tentang karakter orang bertaqwa dalam agama menjadi salah satu sifat dan perilaku yang sebaiknya dimiliki kaum muslim. Bertakwa membuat seseorang menjadi lebih mulia baik dihadapan makhluk maupun Allah Swt. Selain itu, bertakwa memiliki imbas besar pada diri seorang yang bertakwa mempunyai beberapa tanda-tanda di antaranya gemar bersedekah, tidak mudah tersulut amarah, hingga bertaubat apabila melakukan dosa. Teks Khutbah Jumat Bulan Syawal 2023 5 Karakter Orang Bertaqwa Bismillaahirrahmaanirrahiim..Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,إِنَّ الحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِدّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيّ الأُمِيّ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدَه فَيَا مَعَاشِرَ المُسْلِمِيْن. أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا تَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًاAlhamdulillah. Segala puji bagi Allah Swt. Dan hanya kepada Allah kita semua kembali. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad Saw, sosok yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Berkat nikmat iman, Islam, dan sehat, kita semua pada hari ini, Jumat, 28 April 2023 dapat berkumpul dalam majelis salat dan khotbah Jumat yang insyaallah dirahmati Allah Swt tanpa halangan suatu tidak lupa, khatib, tidak lupa untuk mengingatkan kepada diri sendiri maupun Jemaah sekalian untuk selalu bertakwa kepada Allah Swt. Sebab, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bertakwa, menjalankan segala perintah dan menjauhi kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khotbah berjudul “5 Karakter Orang Bertaqwa.” Sebenarnya terdapat banyak karakter orang beriman, namun dalam hal ini khotib hanya menjabarkan 5 poin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Bertakwa merupakan sikap yang berdasar atas cinta dan takut sehingga menimbulkan kesadaran dalam diri untuk senantiasa merasa bahwa perilaku hingga isi hati seorang muslim diketahui Allah Swt. Maka dari itu, umat Islam akan selalu menjalankan segala perintah dan menjauhi seluruh larangan Allah yang bertakwa mempunyai sikap positif yang ditunjukan dengan pembenaran dalam hati iman kemudian diimplementasi maupun diwujudkan dalam perbuatan baik atau amalan saleh. Oleh sebab itu, apabila seseorang memiliki iman namun tidak beramal, sungguh ketakwaannya diragukan yang paling dekat dengan Allah adalah mereka yang bertakwa. Semakin tinggi tingkat ketakwaannya, semakin dekat pula dirinya dengan Sang Pencipta. Allah Swt. dalam Surah Al-Hujurat ayat 13 berfirman sebagai berikutيٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌArab LatinnyaYā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa jaalnākum syuūbaw wa qabā'ila litaārafū, inna akramakum indallāhi atqākum, innallāha alīmun khabīrun.Artinya“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti,” QS. Al-Hujurat [49] 13.Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Terdapat beberapa tanda seseorang yang bertakwa kepada Allah Swt. di samping dalam hatinya ada iman. Pertama, suka bersedekah yakni memberi kepada orang yang membutuhkan baik dalam kondisi lapang maupun sempit dengan ikhlas. Allah Swt. menganjurkan umat Islam bersedekah sebagaimana bunyi Surah Ali Imran ayat 134 sebagai berikutالَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚArab LatinnyaAl-lażīna yunfiqūna fis-sarrā'i waḍ-ḍarrā'i wal-kāẓimīnal gaiẓa wal-āfīna anin-nāsi, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīna.Artinya“[yaitu] orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan [kesalahan] orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan,” QS. Ali Imran [3] 134.Bersedekah dalam Islam dicontohkan langsung para nabi hingga ulama. Sebab amalan ini memiliki tingkatan yang tinggi, demi kemasalahan kedua dari orang yang bertakwa adalah mampu menahan amarah. Emosi atau marah merupakan hal wajar bagi manusia. Namun, menahan amarah sehingga terjerumus dalam emosi menjadi perkara bukanlah penyelesai masalah. Marah justru dapat menimbulkan masalah-masalah lainnya. Oleh sebab itu, umat Islam sebaiknya senantiasa berpikiran dingin dan menahan amarahnya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw. pernah bersabda sebagai berikutلَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِArab LatinnyaLaisasy syadiidu bishshura'ati innamaasy syadiidul ladzii yamliku nafsahu 'indal Latinnya“Orang yang kuat bukanlah orang [menang dalam] gulat, tetapi orang kuat [yang sebenarnya] adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah,” HR. Bukhari dan Muslim.Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Tanda karakter orang bertakwa ketiga adalah mudah memberi maaf. Orang-orang yang bertakwa memiliki hati yang luas sehingga mudah memberikan maaf atas kesalahan orang lain. Allah Swt. dalam Surah Al-A’raf ayat 19 menganjurkan kepada kaum muslim pandai memaafkan sebagai berikutخُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَArab LatinnyaKhużil-afwa wa'mur bil-urfi wa ariḍ anil-jāhilīna.Artinya“Jadilah pemaaf, perintahlah [orang-orang] pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh,” QS. Al-A'raf [7] 199.Karakter keempat dari orang yang bertakwa adalah gemar berbuat baik. Orang-orang yang bertakwa tidak suka mengganggu urusan orang lain, dan berusaha membantu apabila orang lain membutuhkan bantuannya. Allah Swt. menganjurkan kaum muslim berbuat baik kepada sesama sebagaimana Surah An-Nisa ayat 36 sebagai berikut۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙArab LatinnyaWabudullāha wa lā tusyrikū bihī syai'aw wa bil-wālidaini iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi waṣ-ṣāḥibi bil-jambi wabnis-sabīli, wa mā malakat aimānukum, innallāha lā yuḥibbu man kāna mukhtālan fakhūrān.Artinya“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri,” QS. An-Nisa [4] 36.Karakter kelima dari orang bertakwa adalah segera bertaubat apabila berbuat dosa kepada Allah Swt. Manusia merupakan makhluk yang tidak luput dari salah dan dosa. Maka dari itu, terlepas telah melakukan dosa. Umat Islam harus bertaubat dan memohon ampun kepada Allah Swt sebagai bunyi Surah Ali Imran ayat 135 sebagai berikutوَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَArab LatinnyaWal-lażīna iżā faalū fāḥisyatan au ẓalamū anfusahum żakarullāha fastagfarū liżunūbihim, wa may yagfiruż-żunūba illallāhu, wa lam yuṣirrū alā mā faalū wa hum yalamūna.Artinya“Demikian [juga] orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka [segera] mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa [lagi] yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan [perbuatan dosa itu] sedangkan mereka mengetahui[-nya],” QS. Ali Imran.Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Demikianlah khotbah 5 karakter orang bertakwa. Semoga apa yang telah disampaikan memberikan kebermanfaatan untuk khatib maupun para jemaah. Mari kita praktekan karakter-karakter orang bertakwa dalam sendi-sendi Allah Swt. menjadi rida kepada kita. Aamiin allahumma اللهُ لَنَا وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكَرِيْمِ وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ juga Khutbah Sholat Gerhana Matahari 2023 Tanda Kebesaran Allah Swt. Khutbah Jumat Akhir Ramadhan 2023 Hikmah Idul Fitri Beda Hari - Sosial Budaya Penulis Syamsul Dwi MaarifEditor Yulaika Ramadhani اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَحْمُوْدِ عَلَى كُلِّ حَالٍ، اَلْمَوْصُوْفِ بِصِفَاتِ الْجَلاَلِ وَالْكَمَالِ، الْمَعْرُوْفِ بِمَزِيْدِ اْلإِنْعَامِ وَاْلإِفْضَالِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَاَنَهُ وَهُوَ الْمَحْمُوْدُ عَلَى كُلِّ حَالٍ. وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ ذُو الْعَظَمَةِ وَالْجَلاَلِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخَلِيْلُهُ الصَّادِقُ الْمَقَالِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ خَيْرِ صَحْبٍ وَآلٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كثيرا. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ، حَيْثُ قَالَ اللهُ تَعَالَى يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. Puji syukur marilah kita panjatkan kekhadirat Allah Swt., atas nikmat-Nyalah kita bisa melaksanakan sholat berjamaah Jum’at pada hari ini. Semoga ibadah sholat Jum’at kita diterima Allah Swt. Sholawat serta salam semoga terlimpah curah kepada Nabi Muhammad Saw. Sholawat dan salam juga semoga sampai kepada para keluarga Nabi, sahabat dan seluruh pengikutnya termasuk kita semua. Semoga kita menjadi umat yang selalu ta’at kepadanya hingga akhir hayat. Aamin. Selanjutnya atasnama khotib saya mengajak kepada seluruh jama’ah untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Taqwa merupakan kunci kita mendapat ampunan dari Allah Swt. Hadirin rohimakumulloh. Ketika kita diberi pertanyaan apakah kita ingin masuk syurga Allah? Tentu semua orang menjawab Ya. Betul. Walaupun kita selalu diajari oleh guru kita, Pangersa Abah Anom, bahwa kita beribadah jangan diniatkan karena kita ingin masuk syurga ingin dijauhkan dari api neraka. Tetapi kita beribadah semata-mata mencari keridhoan Allah Swt. اِلٰهِى اَنْتَ مَقْصُوْدِى وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِيْ اَعْطِنِيْ مَحَبَّتَكَ وَمَعْرِفَتَكَ Tetapi sudah menjadi hal yang lumrah bahwa kita semua ingin menjadi penghuni syurga-nya Allah Swt. Lalu apa syarat agar kita menjadi penghuni syurga Allah? Dalam Al-qur’an surat Ali – Imron ayat 133 dijelaskan وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” Ada dua hal yang ditawarkan oleh Allah dalam ayat tersebut bagi orang yang bertaqwa. Pertama, ampunan dari Allah Swt. Ampunan atas segala perbuatan salah dan khilaf yang kita lakukan. Tentu kita menyadari bahwa hampir setiap hari, bahkan setiap waktu kita selalu berbuat salah, berbuat dosa kepada Allah Swt. baik yang disengaja ataupun tidak sengaja. Atas dosa tersebut Allah akan mengampuninya, syaratnya kita menjadi orang yang balasanbagi orang yang bertaqwa adalah syurga Allah. Syurga Allah yang seluas langit dan bumi ini akan disiapkan bagi mereka yang bertaqwa kepada Allah Swt. Hadirin rahimakumulloh. Maka pertanyaan selanjutnya adalah siapa sebenarnya orang taqwa yang dimaksud? Siapakah orang yang bertaqwa yang akan mendapat ampunan serta syurga Allah tersebut ? Maka Allah menjawab dalam ayat selanjutnya الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Hadirin rohimakumulloh. Ada tiga ciri kriteria orang yang bertaqwa yang akan mendapatkan ampunan serta syurga Allah Swt. Siapakah mereka? Pertama, orang yang menafkahkan hartanya baik dalam kondisi dia sedang banyak harta ataupun sedang dalam kekurangan. Secara Bahasa, kata nafkah berasal dari kata nafaqa dan berimbuhan hamzah anfaqa yunfiqu infak atau nafaqah. Murtadla al-Zabidi mendifinisikan nafkah adalah harta yang diberikan kepada diri sendiri atau keluarga. nafkah juga diucapkan dengan infak yang diambil dari kata yang sama nafaqa. Dalam Lisanu al-Arab, Ibnu Manzhur menjelaskan bahwa kata nafkah atau infak merupakan sinonim kata shadaqah dan ith’am memberi makan. Infak dinamakan shadaqah jika seseorang yang mengeluarkan hartanya dengan kejujuran keikhlasan dari hatinya. Sementara Syaikh Muhammad Ali Ibnu Allan dalam kitab Dalil al-Falihin li Thuruqi Riyadi al-Shahilin penjelasan syarah kitab riyadu al-Shalihin karya Imam Nawawi dalam bab al-Nafaqah, menjelaskan nafkah sebagai segala pemberian baik berupa pakaian, harta, dan tempat tinggal kepada keluarga yang menjadi tanggungannya baik istri, anak, dan juga pembantu. Dari beberapa keterangan diatas maka kita menyimpulkan bahwa nafkah adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang untuk orang sekitar atau keluarganya. Jadi mereka yang mampu ber-infak baik dalam keadaan kelebihan atau kekurangan harta. Dia akan mendapat ampunan dan syurga Allah Swt. Hadirin rahimakumulloh. Orang kedua yang akan mendapat ampunan serta syurga Allah adalah orang-orang yang mampu menahan amarah. Subhaanalloh. Menahan amarah ini seperti hal yang sepele tetapi sulit untuk dilakukan. Semakin jelas mengapa menahan amarah sulit untuk dilakukan, jawabannya karena pahalanya luar biasa. Mendapat ampunan serta mendapatkan syurga Allah swt. Hadirin yang berbahagia. Selanjutnya orang ketiga yang akan mendapat balasan seperti tadi adalah orang yang memaafkan orang lain. Jika nomor dua tadi kita dihina oleh orang lain hanya diam saja tidak melayani. Sementara yang ketiga ini, kita dihina oleh orang lain. Tetapi kita memafkan orang tersebut. Subhaanalloh. Bukankah hal tersebut sangat sulit untuk kita lakukan? Tentu sulit dilakukan karena balasannya adalah Syurga Allah swt. Hadirin yang berbahagia. Menarik ketika membaca akhir dari ayat tersebut. وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Ini yang sering kita dengarkan dalam Tanbih Pangersa Abah Sepuh dan beliau menempatkannya dalam alinea, bahkan kalimat paling akhir. “kudu asih ka jalma nu mikangewa ka maneh” “harus menyayangi orang yang membencimu” Jadi kita dalam mengamalkan Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah tidak hanya diajarkan untuk diam ketika dihina oleh orang lain, tidak hanya diajarkan untuk memaafkan orang lain jika mereka berbuat salah, tetapi lebih dari itu kita diajarkan atau ditanamkan dalam diri kita agar bisa berbuat kebaikan kepada semua orang, sekalipun dia membenci atau menghina kita. Subhaanallah. Hadirin rohimakumulloh. Bekal agar kita bisa menjadi harapan Pangersa Abah tersebut adalah tentu dengan mengamalkan apa yang telah kita dapatkan darinya yaitu Dzikrulloh dan amaliah lainnya seperti khotaman, manakib, amaliah nawafil serta amaliah-amaliah lainnya. Maka diakhir khutbah ini mari kita berdoa kepada Allah agar selalu diberi kekuatan untuk terus istiqomah dalam mengamalkan, mengamankan dan melestarikan amaliah TQN Pondok Pesantren Suryala sesuai dengan tuntunan yang telah dicontohkan oleh guru kita semua, Syekh KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin, بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah II اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ وَمَلاَئَكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ أَجْمَعِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

khutbah jumat ciri orang bertaqwa