KH. Muhammad Ihya’ Ulumiddin setelah lulus SR pada tahun 1964 lalu melanjutkan pendidikan di pesantren Langitan dalam asuhan KH. Abdul Hadi Zahid, seorang ulama kharismatik yang sangat terkenal dengan ke istiqamahannya. Kurang lebih sepuluh tahun mondok di langitan kemudian melanjutkan magang sekaligus belajar di YAPI Bangil yang dinahkodai
KH. Abdul Manan Dipomenggolo memiliki lima orang putra, yakni Kiai Mirah Besari, Kiai Mirah Misbah, Kiai Mirah Ibrahim, Kiai Abdullah, dan Kiai Athoillah. Kelima putranya ini, kelak akan menyebar dan ikut berperan dalam merawat peninggalan KH. Abdul Manan Dipomenggolo, yakni peradaban pesantren. 1.3 Wafat KH.
NU didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari, pada 1926. Beliau seorang ulama cendekiawan terkemuka dan nasabnya tersambung kepada Rasulullah SAW. Singkat kata, beliau adalah keturunan Rasulullah SAW yang di Indonesia lazim disebut habib. Mengutip laman annur.ac.id, Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari lahir pada hari selasa kliwon, 14 Februari 1871 M/24
melanjutkan belajar di Pondok Pesantren Langitan Tuban asuhan K.H Abdullah Faqih. Sejak kecil, RKH. Tohir Zain dididik dan dibesarkan dengan semangat untuk menggaungkan ilmu agama oleh ayahnya yang nasab keilmuannya tidak diragukan lagi. Ayah beliau menimba ilmu 7 tahun di Sidogiridan 12 tahun di Mekah sehingga
KH. Muhammad Nur membangun dan membina Pondok Pesantren Langitan kurang lebih 18 tahun. beliau wafat pada hari Senin, 30 Jumadil Awal 1297 H/ Senin, 10 Mei 1880 M. Dan dimakamkan di kompleks Pesarean Sunan Bejagung Lor, kurang lebih satu kilometer sebelah selatan Kota Tuban. 2. Sanad dan Pendidikan KH. Muhammad Nur 2.1 Guru-guru KH. Muhammad Nur
KH. Abdullah Kafabihi Mahrus kembali memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Kediri periode 2019-2024. Dalam musyawarah pemilihan di IAIN Kediri, salah satu pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo itu terpilih secara aklamasi. Sebelumnya, KH. Abdullah Kafabihi Mahrus sudah menjabat MUI Kota Kediri selama dua periode.
3A2w.
nasab kh abdullah faqih langitan