Tahunlalu saya memelihara seekor kucing, sampai pada kondisi dari satu ekor menjadi beberapa ekor. Selama itu tidak ada kendala dalam mengurus mereka, sampai dititik dimana kondisi fisik dan jiwa saya yang sedang tidak baik berimbas pada kurangnya perawatan kucing dan tempat tinggalnya.
Itulahmengapa memelihara anak yatim hukumnya adalah fardhu kifayah. Sebagaimana dalam fatwa lembaga fatwa kementrian waqaf dan urusan agama Qatar yang menyatakan bahwa memelihara anak yatim menjadi wajib dikala tidak ada sama sekali yang menyantuninya dan hal itu mengancam keselamatan si anak yatim. Keutamaan Memelihara dan Menyantuni Anak Yatim
9 Memperhatikan tanda-tanda ikan. Pecinta ikan mas tentu harus mengetahui tanda-tanda penyakit pada ikan. Hal ini berguna agar segera tahu jika ada ikan yang kondisinya tidak sehat. Beberapa tanda ikan mas sakit, bisa terlihat dari tubuh ikan yang bergetar, konstan menggesekkan tubuh pada objek di akuarium, sering muncul ke permukaan, dan berenang tak normal.
VQqP. Saat Anda merasa kesepian atau membutuhkan teman, hewan peliharaan bisa menjadi teman baik Anda. Bahkan terkadang hewan peliharaan sudah seperti anggota keluarga saja. Memang, memelihara hewan memiliki manfaat untuk kesehatan juga untuk kesenangan hati. Karena itu, kematian hewan peliharaan bisa menjadi sangat menyedihkan. Namun, Anda harus tetap bisa menghadapi kematian hewan peliharaan kesayangan dengan baik. Bagaimana caranya? Simak di sini jawabannya. Mengapa kematian hewan peliharaan bisa sangat menyedihkan? Bagi banyak orang yang memelihara hewan peliharaan, hewan tersebut bukan hanya sekedar kucing atau anjing, tetapi bagian dari anggota keluarga, sahabat, pembawa kesenangan, serta sumber sukacita dalam hidup. Hewan peliharaan bisa menambah warna dalam aktivitas Anda sehari-hari, membuat Anda tetap aktif, membantu dan menemani Anda di saat apa pun. Oleh karena itu, ketika hewan peliharaan yang dicintai meninggal, maka wajar jika Anda merasa begitu kehilangan. Sementara setiap orang merespon rasa sedih yang berbeda, tingkat kesedihan yang Anda alami tentu tergantung pada faktor-faktor seperti usia dan kepribadian Anda, usia hewan peliharaan Anda, dan penyebab kematian hewan peliharaan. Secara umum, semakin penting hewan peliharaan bagi hidup Anda, semakin kuat rasa sakit yang Anda rasakan. Peran yang dimainkan hewan peliharaan Anda dalam hidup Anda juga bisa berdampak pada rasa sakit yang Anda alami. Misalnya, jika Anda hidup sendiri dan hewan peliharaan adalah satu-satunya teman Anda di rumah, berdamai dengan kematian hewan peliharaan bisa terasa sulit. Apalagi jika Anda memelihara hewan tersebut dari masih kecil, tentu rasa sedih akan semakin dalam. Meski begitu, bagaimana pun kondisi kehilangan Anda, ingatlah bahwa kesedihan bersifat pribadi bagi Anda. Jadi Anda tidak perlu malu tentang perasaan Anda, atau merasa tidak pantas untuk berduka. Meskipun kematian hewan peliharaan adalah bagian yang tak terelakkan dari memiliki hewan peliharaan, ada sejumlah cara sehat untuk mengatasi rasa sakit, berdamai dengan kesedihan, dan ketika waktunya tepat, mungkin Anda bisa membuka hati untuk memiliki hewan peliharaan baru.
Tak Hanya Sedap Dipandang, Ini Berbagai Manfaat Memelihara TanamanMemelihara tanaman merupakan kebiasaan yang masih terus populer dari masa lalu hingga sekarang. Mungkin Anda termasuk yang menjadikan kegiatan ini sebagai hobi untuk mengisi waktu senggang. Nah, ternyata hobi ini juga mendatangkan manfaat bagi tubuh, lho! Apa saja manfaat merawat tanaman bagi kesehatan? Yuk, cari tahu di sini, ya! Beberapa manfaat merawat tanaman bagi kesehatan Tanaman tidak hanya mampu mempercantik ruangan dengan warna-warni yang menarik. Ternyata ada berbagai manfaat yang bisa Anda peroleh saat memelihara tanaman, antara lain sebagai berikut. 1. Membantu mengurangi stres Sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Physiological Anthropology menemukan bahwa tanaman hias dalam rumah atau kantor dapat membuat Anda lebih nyaman dan tenang. Studi tersebut melibatkan 24 peserta yang dibagi ke dalam dua kelompok secara acak. Kelompok pertama diminta melakukan tugas-tugas perawatan tanaman, sedangkan kelompok kedua melakukan tugas-tugas sederhana di depan komputer. Lalu, setiap peserta diperiksa tekanan darah dan tingkat stresnya. Setelah itu, kedua kelompok bertukar kegiatan dan diperiksa lagi tekanan darah dan tingkat stres masing-masing. Hasilnya menunjukkan bahwa ternyata tingkatan stres mereka saat memelihara tanaman cenderung lebih rendah daripada saat mengerjakan tugas dengan komputer. 2. Membantu agar lebih fokus Meskipun penampilannya serupa, manfaat merawat tanaman hias ternyata lebih baik bagi tubuh daripada sekadar menaruh tanaman palsu sebagai pajangan. Hal ini dibuktikan melalui sebuah studi sederhana yang diterbitkan oleh International Journal of Environmental Research and Public Health terhadap 24 orang murid sekolah dasar. Siswa-siswa tersebut dimasukkan ke dalam beberapa ruang kelas yang berbeda. Ada ruang kelas yang terdapat tanaman hias asli, tanaman palsu, foto tanaman, atau tidak ada tanaman sama sekali. Kemudian otak mereka diamati dengan alat electroencephalography EEG pada saat belajar di masing-masing ruangan tersebut. Ternyata, siswa memiliki fokus yang lebih baik dan lebih mudah berkonsentrasi saat mereka berada di ruangan yang memiliki tanaman yang hidup daripada di ruang lainnya. 3. Membantu mengatasi beberapa gangguan mental Sebagai terapi untuk mengatasi masalah kejiwaan juga merupakan salah satu manfaat dari merawat tanaman di rumah. Menurut studi dari Cambridgeshire and Peterborough NHS Foundation, memelihara tanaman dapat membantu memperbaiki suasana hati pada penderita depresi, demensia, anxiety, dan gangguan mental lainnya. Meskipun kegiatan berkebun sudah dilakukan sejak masa lampau, para ahli terapi mental semakin serius memasukkan kegiatan tersebut sebagai kegiatan terapi yang disarankan. 4. Membantu proses pemulihan setelah sakit Setelah sakit, Anda mungkin tidak bisa langsung memelihara tanaman. Akan tetapi, jangan khawatir, ternyata dengan melihatnya saja sudah cukup membantu proses pemulihan tubuh. Hal ini dibuktikan melalui sebuah riset sederhana yang dilakukan oleh Journal of Alternative and Complementary Medicine terhadap beberapa pasien yang baru saja menjalani operasi. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang melihat tanaman saat masa pemulihan ternyata memiliki kondisi yang lebih cepat stabil daripada yang tidak melihat tanaman. 5. Meningkatkan produktivitas kerja Tidak hanya di rumah, ternyata ditemukan pula sejumlah manfaat merawat tanaman di kantor atau ruang kerja. Studi yang diterbitkan oleh Journal of Experimental Psychology mengungkapkan bahwa karyawan yang bekerja di kantor yang terdapat tanaman hidup lebih jarang jatuh sakit. Bahkan, menurut studi yang dilakukan di Belanda dan Inggris, menaruh tanaman di lingkungan kerja dapat meningkatkan produktivitas sebanyak 15%. 6. Meningkatkan kreativitas karyawan Sebuah riset yang diterbitkan pada Personality and Social Psychology Bulletin menyatakan bahwa karyawan lebih mampu mengerjakan pekerjaan kreatif bila melihat ke arah tumbuhan sekitar 2 detik sebelum bekerja. Selain meningkatkan kreativitas, rasa nyaman yang bisa diberikan oleh tanaman dapat mengoptimalkan konsentrasi dan rasa percaya diri serta mengurangi stres. Sebaiknya Anda tidak melewatkan manfaat memelihara tanaman yang satu ini agar tetap semangat bekerja. 7. Membantu membersihkan udara Udara yang Anda hirup di luar dan di dalam ruangan bisa jadi mengandung polutan. Tidak hanya dari asap kendaraan, polutan bisa dilepaskan oleh barang-barang elektronik. Nah, salah satu manfaat merawat tanaman adalah membantu membersihkan udara dari gas-gas polutan tersebut. Hal ini sudah dibuktikan melalui penelitian oleh NASA pada tahun 1989. Lalu dilanjutkan oleh berbagai penelitian termasuk yang diterbitkan pada Journal of Exposure Science and Environmental Epidemiology. Penelitian tersebut menyarankan beberapa tanaman untuk dipelihara sebagai pembersih udara seperti spider plant, sirih gading, dan lidah mertua. Untuk hasil yang lebih baik, NASA menganjurkan menempatkan tanaman tersebut setiap 30 meter persegi di sekitar rumah. 8. Menyejukkan udara Bila memelihara tanaman pembersih udara tidak memungkinkan, Anda bisa memilih jenis tanaman apapun yang Anda sukai agar udara lebih sejuk. Perlu Anda ketahui bahwa tumbuhan adalah penghasil oksigen, begitu pun tanaman rumah yang ukurannya relatif kecil. Dalam proses fotosintesis, tanaman menyerap karbondioksida di lingkungan sekitarnya dan menghasilkan oksigen. Udara yang kaya oksigen akan membuat pernapasan Anda lebih baik. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda tidak melewatkan manfaat merawat tanaman yang satu ini.
Jawaban tidak boleh sampai kelelahan Jawabana. bermain tidak boleh sampai kelelahanPenjelasansemoga membantu^^
- Tren memelihara satwa liar di kalangan masyarakat bermunculan belakangan ini. Mereka yang memelihara satwa liar kebanyakan adalah tokoh masyarakat seperti influencer dan pejabat publik. Padahal, kedekatan mereka, bisa berbahaya bagi manusia dan mereka sendiri, apalagi jika dikelola dengan cara yang kurang tepat. Risiko dari kedekatan manusia dengan satwa liar adalah penularan virus zoonosis. Di alam liar, satwa memiliki virusnya masing-masing, jika jarak kehidupannya dengan manusia, penularan ke manusia sangat tinggi. Belum lagi, mungkin virus yang kita miliki juga bisa terpapar pada mereka. "Masalahnya, orang-orang ini punya pengaruh yang nantinya menjadi contoh," kata peneliti alumni Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia Rheza Maulana. Dia menerangkan pendapatnya dalam program rutin National Geographic Indonesia Bincang Redaksi-54 bertajuk Salah Kaprah Kita dengan Konservasi Satwa pada 29 September 2022. "Orang Indonesia itu FOMO fear of missing out," tambah Nur Purba Priambada, supervisor animal management Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia YIARI lewat forum yang sama. "Kita lihat kalau awal-awal pandemi itu kita latah bersepeda, kita ikutan keluar bersepeda alih-alih diam di rumah saja." Satwa liar terancam karena habitatnya menipis. Mereka berpindah untuk beradaptasi dari kepunahan mereka karena alih fungsi lahan, perburuan, pembakaran dan penebangan hutan, dan krisis iklim. Berbagai penelitian menjelaskan, fenomena ini membawa manusia pada pandemi seperti yang dialami lewat COVID-19, virus nipah, dan cacar monyet. Fenomena pemeliharaan satwa liar ini jadi sorotan bagi Rheza terkait kedekatannya dengan manusia. Dia mempublikasikan penelitiannya di Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan pada 31 Agustus 2022. Makalahnya berjudul "Paradoks kepemilikan satwa liar, di tengah pandemi penyakit yang ditularkan oleh satwa liar." Dalam temuannya, tren pemeliharaan satwa liar, khususnya monyet peliharaan, berdasarkan konten di media sosial bermunculan sejak 2020. Awalnya, konten hewan sekadar hewan peliharaan, kemudian berkembang pada jenis satwa liar dan penjualannya. "Memelihara satwa liar itu bertentangan dengan kesejahteraan satwa serta berpotensi menyebarkan penyakit zoonosis. Memelihara satwa liar itu problematik," kata Purba yang merupakan dokter hewan. "Satwa liar. Jadi mereka adalah makhluk hidup yang bukan manusia dan tidak jinak. Ini memiliki hubungan dengan beberapa spesies lain dan hidup liar di daerah tanpa manusia, jadi ini ditekankan dulu," terang Rheza. Baca Juga Dunia Hewan Tak Semua Satwa Liar Pulih selama Kuncitara COVID-19 Baca Juga Dunia Akan Hadapi Kepunahan Masal Hewan di 2050, Ada Gajah Sumatra Baca Juga Keadilan untuk Orangutan Hukuman Selalu Ringan dan Kehilangan Habitat Baca Juga Eksploitasi Perdagangan Satwa Sebabkan Populasi Poksai Mantel Langka Misal, monyet berfungsi untuk kelanjutan ekosistem. Dia suka memakan buah, kemudian berpindah tempat dan membuang biji buah. Pada akhirnya biji yang dibuang menjadi pohon baru, dan menjadi tempat bernaungnya burung liar. "Satwa liar itu tidak sama dengan hewan peliharaan. Hewan peliharaan atau hewan domestik adalah satwa liar yang telah beradaptasi hidup berdampingan dengan manusia selama puluhan ribu tahun," lanjutnya. "Hal tersebut membuatnya terjadi perubahan genetik, baik sifat maupun fisik. Maka dapat mendampingi manusia sebagai peliharaan, sumber makanan, atau hewan pekerja." National Geographic Indonesia Bincang Redaksi-54 Salah Kaprah Kita dengan Konservasi Satwa dengan mengundang Rheza Maulana dan Nur Purba Priambada. Perbincangan diselenggarakan pada Kamis, 29 September 2022. Semua hewan peliharaan, seperti kucing dan anjing, punya cerita bagaimana mereka bisa berdampingan dengan kita. Akan tetapi, jika kita berandai-andai jauh di masa depan dengan satwa liar dipelihara terus-menerus, akan ada ketidakseimbangan ekosistem liar. Semua spesies yang harusnya membantu alam bekerja, pada akhirnya mengalami perubahan sifat dan fisik yang lebih patuh dengan manusia. "Lagi pula buat apa pelihara-pelihara satwa liar? Toh, itu bukan kebutuhan pokok. Kalian tidak akan mati kalau tidak pelihara. Bukan kebutuhan dari sandang, pangan, papan," Rheza berpendapat. Dalam forum itu, saya bercanda, "mungkin sekarang kebutuhan kita berubah jadi sandang, pangan, papan, dan yang baru eksis flexing." Kami bertiga tertawa. Beberapa tokoh masyarakat yang punya pengaruh di media sosial selalu berdalih bahwa peliharaan mereka legal secara hukum. Namun, masalah pemeliharaan satwa liar bukan hanya sekadar antara legal atau tidaknya, tetapi juga pada perawatan dan konservasinya. Kalangan yang mengaku pencinta hewan dengan memelihara satwa liar dan menjadikannya konten mengatakan tindakannya sebagai edukasi. Sayangnya, ada beberapa hal yang kurang diperhatikan dalam memberikan perlakuan terhadap satwa liar yang dipelihara. "Basic pilar konservasi itu ada 3P, perlindungan, pengawetan, terakhir pemanfaatan," terang Purba. Perlindungan adalah bagaimana konservasi melindungi satwa di alam beserta alamnya. Kemudian pengawetan merupakan usaha agar satwa liar bisa hidup lebih lama, terjaga kesehatannya dari paparan penyakit, atau bagaimana mereka bisa bereproduksi. Setelah itu, ada pemanfaatan, di mana pihak yang memiliki satwa liar bisa memanfaatkannya untuk edukasi atau dirawat. "Tapi yang terjadi ke sininya, justru kalau dilihat bagaimana orang bisa memelihara satwa liar lebih ke pemanfaatan," kata Purba. Enrique Lopez-Tapia Kera ekor panjang Macaca fascicularis di Taman Nasional Gunung Leuser. Satwa liar punya hak untuk bisa hidup dan berperilaku sebagaimana mestinya di alam liar. Pemeliharaan mereka di ruang yang sempit, fasilitas tidak memadai, dan membuatnya tidak sejahtera, adalah kejahatan konservasi. Tokoh-tokoh yang memiliki satwa liar cenderung memanfaatkan mereka sebagai peliharaan dan tontonan publik dengan dalih mengedukasi. "Sementara kondisi di alamnya bermasalah, bahkan jadi justifikasi 'ini alam sudah tidak ramah, tidak aman buat si hewan jadi harus di rumah,' terus orang ikut-ikutan memelihara satwa liar," tambahnya. Padahal prinsipnya, konservasi harus fokus terlebih dahulu pada sektor perlindungan dan diikuti oleh pengawetan. Ketika populasi sudah aman, stabil, bahkan berlebih, baru bisa lanjut ke pemanfaatan. Baca Juga Cula Badak Sering Dipotong untuk Konservasi, Apakah Berbahaya? Baca Juga Mengapa Ada Begitu Banyak Keanekaragaman Hayati di Daerah Tropis? Baca Juga Lebih Banyak Spesies Terancam Punah dari yang Diperkirakan Sebelumnya Di bidang ilmiah, satwa liar dipahami juga terkait psikologisnya, atau biasa disebut dengan zoochosis. Setiap spesies, punya zoochosis berbeda untuk dirawat. Itu sebabnya, butuh keahlian yang mendalam untuk merawat mereka, apalagi jika yang dipelihara lebih dari satu spesies. Selain keahlian, pihak yang hendak merawat satwa liar harus memiliki fasilitas yang mumpuni. Misal, jika Anda hendak merawat harimau, Anda memerlukan sangkar yang sangat besar. Ukurannya harus bisa membuat harimau meluapkan kebiasaan alam liarnya. Atau jika Anda hendak merawat burung, sangkar yang digantung tidak cukup, perlu ada sangkar lebar yang bahkan ditumbuhi beberapa pohon di dalamnya. BIG/ArchDaily Kebun binatang 'Zootopia' di Denmark. Gagasan kebun binatang yang berfokus pada aktivitas satwa daripada manusia demi kelestariannya. Dalam penelitian lain, Rheza bahkan membuat desain ramah konservasi satwa liar untuk kebun binatang. Makalahnya dipublikasikan di IOP Conference Series Earth and Environmental Science pada Desember 2018. Konsepnya adalah agar kebun binatang tidak lagi berfokus pada pengunjung manusia, tetapi pada satwa agar bisa bergerak lebih luas. Konsep kebun binatang yang berfokus pada satwa liar daripada manusia sebenarnya sudah dikembangkan di beberapa negara Eropa. Rheza mencoba membuat desain untuk di Indonesia yang lebih kaya kehidupan hayatinya. Dalam perlindungan atau penyelamatan dan pengawetan, pihak swasta sudah diatur menjadi instrumen konservasi umum seperti kebun binatang. Pihak lainnya seperti taman margasatwa, kebun raya, dan museum zoologi. Instrumen lainnya adalah konservasi khusus, bertujuan untuk penyelamatan satwa. Contohnya seperti pusat rehabilitasi satwa, pusat konservasi khusus, pusat pelatihan gajah. Pada konservasi umum, mereka memiliki hak khusus untuk peragaan dan edukasi. Akan tetapi, kerap terjadi bahwa hewan di kebun binatang dimanfaatkan dengan tidak wajar. Misalnya harimau yang tenang agar pengunjung bisa berfoto, atau latihan kasar hewan untuk sirkus. Maka dari itu, pihak konservasi umum juga harus memedulikan etika dan kesejahteraan hewan. Selama ini, satwa liar bisa dirawat oleh masyarakat karena alasan agar menghindari perburuan satwa liar dan pasar satwa gelap. Itu sebabnya beberapa pihak yang memelihara satwa liar berani mengakui bahwa izin kepemilikannya legal. Namun, lagi-lagi pemeliharaan satwa liar tidak bisa sembarang orang, terutama awam yang tidak memahami ilmiahnya. Rheza dan Purba memandang bahwa peraturan konservasi di Indonesia sebagai dasar sudah cukup mantap. Masalahnya, pemahaman dan penerapan peraturannya sering diakali, sehingga butuh adanya pembaruan dari regulasi yang sudah ada. Peraturan konservasi mungkin bisa ditegaskan bagaimana sebaiknya pemanfaatan dilaksanakan. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
JAKARTA, - Memelihara dan merawat hewan peliharaan di rumah seperti kucing, anjing, ikan hias, dan lain sebagainya mungkin jadi suatu hal yang menyenangkan bagi setiap pemilik hewan peliharaan. Selain itu, memiliki hewan peliharaan juga mampu untuk mengusir rasa kesepian bagi seseorang, sekaligus bagian dari keluarga atau sahabat sejati di tahukah kamu kalau masih banyak segudang manfaat yang ada dalam kegiatan memelihara hewan peliharaan di rumah? Baca juga Studi Buktikan, Ini 7 Manfaat Memelihara Kucing Dilansir dari beberapa sumber, Senin 14/12/2020, ada banyak manfaat kesehatan saat memiliki hewan peliharaan, khususnya anjing atau kucing yang dapat meningkatkan kesempatan untuk berolahraga, keluar rumah dan bersosialisasi. Berjalan atau bermain secara teratur dengan hewan peliharaan yang bisa diajak bermain dapat menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan trigliserida. Hewan peliharaan dapat membantu mengelola kesepian dan depresi dengan memberi pemiliknya rasa persahabatan yang terikat dalam. Penelitian telah menunjukkan bahwa ikatan antara manusia dan hewan peliharaan dapat meningkatkan kebugaran, menurunkan stres, dan membawa kebahagiaan bagi pemiliknya. Baca juga Panduan agar Kamu Tetap Sehat Saat Ada Hewan Peliharaan di Rumah Beberapa manfaat kesehatan lain dari memiliki hewan peliharaan mampu membuat perasaan kesepian berkurang dan meningkatnya kesempatan untuk berolahraga dan aktivitas luar ruangan serta sosialisasi. Dalam sebuah penelitian, Harold Herzog, yang merupakan seorang psikolog dan profesor pecinta hewan peliharaan di Western Carolina University mengungkapkan sebagian manfaat kesehatan yang jelas dalam memelihara hewan peliharaan. "Tingkat kelangsungan hidup lebih tinggi, lebih sedikit serangan jantung dan kesepian, tekanan darah dan kesejahteraan psikologis jadi lebih baik, tingkat depresi dan stres lebih rendah, lebih sedikit kunjungan dokter, peningkatan harga diri, tidur yang lebih baik dan lebih banyak aktivitas fisik," jelas Herzog. Hewan peliharaan memberikan dukungan sosial Hewan peliharaan memberikan dukungan sosial dengan menjadi teman terbaik pemiliknya. Banyak orang merasa bahwa mereka dapat berhubungan dengan hewan peliharaan mereka, dan bahkan memiliki kepribadian yang mirip. SHUTTERSTOCK/SUSAN SCHMITZ Ilustrasi kucing di dalam kandang, kandang kucing. Misalnya, orang yang lebih aktif mungkin mengadopsi anjing yang energik, dan ikatan di antara mereka seringkali cukup kuat. Hewan peliharaan juga memberikan dukungan sosial dengan membantu pemiliknya bertemu teman baru. Misalnya, membicarakan hewan peliharaan bisa menjadi pembuka percakapan sekaligus berbagi pengalaman yang baik saat bertemu dengan tetangga, teman sekelas, atau rekan kerja peliharaan menawarkan cinta tanpa syarat Jika memiliki hewan peliharaan, setiap pemiliknya akan tahu apa itu cinta sejati. Jika dirawat dengan baik, maka hewan peliharaan bisa peduli pada pemiliknya, dan pemiliknya akan selalu berarti bagi mereka. Baca juga 8 Tips Penting Memelihara Kucing untuk Pertama Kali Meskipun seseorang merasa tidak stabil dalam hubungan antarmanusia, kamu tidak perlu mempertanyakan keamanan hubunganmu dengan hewan peliharaan. Meskipun kamu memiliki hewan peliharaan yang lebih tenang seperti ikan hias atau burung, kamu dapat yakin bahwa mereka mencintaimu seperti halnya anjing atau kucing yang suka dielus. Mereka mungkin menunjukkannya dengan cara yang berbeda, tetapi itu tidak membuatnya kurang nyata. Hewan peliharaan juga merupakan contoh bagaimana mencintai dengan lebih baik. Manfaat memelihara hewan peliharaan di rumah bagi anak-anak Ada beberapa manfaat yang didapatkan dengan memelihara hewan untuk anak-anak, antara lain Membantu anak belajar Sudah banyak para pendidik anak mengetahui bahwa memiliki anjing peliharaan dapat sangat membantu perkembangan belajar dari anak berkebutuhan khusus. Anak-anak juga paling santai saat berada di sekitar hewan, bukan manusia. Baca juga Musim Hujan, Ini Cara Merawat Anjing dan Kucing agar Tetap Sehat Mengajarkan anak akan rasa tanggung jawab dan kasih sayang Dengan secara langsung dalam mengurus peliharaannya, anak akan menyadari bahwa hewan peliharaan, sama seperti manusia. Di mana hewan peliharaan juga membutuhkan makanan, tempat tinggal, olahraga, dan cinta. Ini kemudian mengajarkannya pelajaran berharga tentang empati dan kasih sayang. Membuat anak lebih percaya diri Anak-anak yang memiliki hewan peliharaan di rumah memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan anak tersebut memiliki makhluk berkaki empat atau berkaki dua untuk dicintai dan yang balik mencintai mereka apa adanya. Selain itu, menganggap hewan peliharaan sebagai seorang teman curhat yang tidak pernah menghakimi sekaligus teman bermain ketika tidak ada orang lain di sekitar. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
tidak ada yang memelihara